Pages

Copyright Pendidikan Geografi 2010 Universitas Pendidikan Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 31 Oktober 2012

KABUT ASAP

Oleh Ferdiansyah (1000159),  Pendidikan Geografi 2010 B


Ini lah fakta nyata yang ditemukan disekitar jalan lintas timur yang akan menuju Palembang, banyaknya titik api yang ada di Sumatera Selatan Khususnya dari Kab. OKI dan sekitarnya. Tidak bisa di pungkiri bahwa Kab. OKI merupakan Kabupaten yang memiliki luas lahan yang paling banyak di antara kabupaten lain yaitu  19.023,47 km2, secara  Fisiografis terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur. Wilayah ini sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa, dilihat dari Iklim di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong dalam Tropik Basah dengan curah hujan rata-rata tahunan > 2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun. Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %. Tidak hanya itu saja, iklim dan curah hujan juga mendukung terjadinya kebakaran yang pada akhirnya dapat menimbulkan kabut asap, terbukti pada video di atas yang di ambil sekitar bulan September tepatnya Tgl 23 September terjadinya kabut asap. 

Video ini diambil pada  tanggal 23 September 2012 Pukul 06.00

---------------------------------------------------------------------------------------
Foto Kabut


          Ini lah fakta nyata yang ditemukan disekitar jalan lintas timur yang akan menuju Palembang, banyaknya titik api yang ada di Sumatera Selatan Khususnya dari Kab. OKI dan sekitarnya. Tidak bisa di pungkiri bahwa Kab. OKI merupakan Kabupaten yang memiliki luas lahan yang paling banyak di antara kabupaten lain yaitu  19.023,47 km2, secara  Fisiografis terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur. Wilayah ini sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa, dilihat dari Iklim di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong dalam Tropik Basah dengan curah hujan rata-rata tahunan > 2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun.
                Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November sampai bulan April. Penyimpangan musim biasanya terjadi sekali dalam lima tahun, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan, dengan rata – rata curah hujan lebih kurang 1.000 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun.


            Topografi Kabupaten OKI secara umum merupakan datatran rendah dengan ketinggian rata-rata 10 mdpal. Lokasi tertinggi berada di daerah Bukit Gajah kecamatan Tulung Selapan, dengan titik ketinggian sekitar 14 mdpal, sedangkan daerah terendah terletak di kawasan timur yang termasyuk di wilayah Kecamatan Tulung Selapan juga, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6 mdpal. 
            Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %. Sebagian besar daerah OKI merupakan daerah datar sampai landai, sedangkan daerah yang bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Mesuji. Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.



            Dapat disimpulkan bahwa kabut asap yang sering melanda Kab. OKI ini baik itu ulah tangan manusia ataupun kondisi alamnya sendiri yang dapat mendukung terjadinya kebakaran hutan, hal ini terlihat dari topografi yang umumnya dataran rendah sampai landai, kemiringan lereng yang tidak begitu curam, fisiografi terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur yang sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa. Kita ketahui daerah rawa ini bila dilanda kemarau sangat mudah sekali terbakar, dan apabila terjadi kebakaran maka api yang di timbulkan pun sulit untuk di padamkan dikarnakan kondisi ketebalan rawa dan apinya pun sulit terlihat dipermukaan akan tetapi didalam nya menyimpan panas yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan kebakaran lagi.
            Tidak hanya itu saja, iklim dan curah hujan juga mendukung terjadinya kebakaran yang pada akhirnya dapat menimbulkan kabut asap, terbukti pada gambar ini yang di ambil sekitar bulan September tepatnya Tgl 23 September terjadinya kabut asap. Fakta ini saling berkaitan dengan terjadinya musim kemarau di Kab. OKI (Ogan Komering Ilir) antara bulan Mei – Oktober, dan musim hujan berkisar antara bulan November – April. (Sumber : www.kaboki.go.id)

            Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Geografi.

0 komentar:

Posting Komentar