Oleh Fajar Ramdhan Gumilar (1002085), Pendidikan geografi UPI 2010 A
Contoh video Desa dan Kota
Video ini menjelaskan tentang perbedaan antara daerah perkotaan dan pedesaan
- Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan
kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan
diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis
atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala pemusatan penduduk
yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
- Berbeda dengan Kota, Desa merupakan daerah yang memiliki kepadatan
penduduk rendah, bermata pencaharian dibidang agraris, memiliki bangunan
tempat tinggal yang terpencar-pencar, penduduk yang memiliki hubungan
sosial yang sangat tinggi serta bersifat homogen.
Maka video ini menjelaskan sebagian perbedaan antara kota dan desa
Oleh Asep Barkah (1000687), Pendidikan Geografi UPI 2010 A
Video
ini menjelaskan tentang bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi
longsor Penyebab terjadinya tanah lonsor
adalah :
Hujan yaitu ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak
sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan,
intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air
pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat
Lereng terjal yaitu lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar
gaya pendorong
Tanah yang kurang padat dan tebal umumnya tanah liat dengan
ketebalan lebih besar dari 2,5 m dan sudut lereng lebih besar dari 40o akan
berpotensi terjadinya longsor terutama ketika hujan
Batuan
yang kurang kuat umumnya batuan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir
dan campuran pasir, kerekel, dan liat yang kurang kuat
Penggundulan hutan menyebabkan menyebabkan pengikatan air
tanah berkurang sehingga tanah akan mudah terbawa oleh air
Tataguna lahan; lahan sawah yang mempunyai akar yang kurang
kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh
dengan air sehingga mudah terjadi longsor.
Bahaya longsor dapat dikurangi
dengan menghindarkan pembangunan pada lereng curam dan daerah rawan longsor,
atau dengan memantapkan lereng.Pemantapan lereng itu dapat dilakukan dengan menggunakan
rekayasa teknik sipil dan teknik vegetatif. Penggunaan teknik vegetatif memerlukan
pemilihan jenis tanamannya menjadi kunci penting dalam keberhasilan pencegahan
longsor yang disebakan labilnya lapisan tanah
Batu Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari
pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi saat letusan gunung berapi.
Dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan
pada lingkungan subduksi tektonik di daerah-daerah dengan aktivitas
vulkanik yang tinggi. Nama andesit sendiri diambil dari nama
tempat pertama batu ini ditemukan yaitu di daerah pegunungan Andes,
Amerika Selatan. Nama pegunungan Andes itu diambil sebagai nama batu
tersebut, yaitu andesit dari kata andes.
Batu
andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan
piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak
memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang
batu, meja batu, arca dll.
Batu Alam Andesit adalah jenis batu alam yang mempunyai tingkat
kekerasan (Density) cukup tinggi dan umumnya berwarna gelap/hitam. Zaman seekarang Batu
Andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik untuk
interior maupun exterior.
Berikut foto tantang batu andesit...
Bongkahan batu andesit di alam
Bongkahan batu andesit ini masih berada di alam sebelum diangkut ke pabrik - pabrik untuk di potong dan dibentuk manjadi hiasan dengan berbagai motif hias.
Foto ini diambil pada tanggal 6 Oktober 2012, di Gunung Batu, Desa Salawangi Kec. Bantarujeg - Majalengka
Potongan batu andesit di pabrik
Potongan batu andesit di pabrik - pabrik pemotongan, batu - batu ini siap untuk diproses (dipotong segi empat dengan ketebalan antara 1-2 cm dan ukurannya 5 x 20 cm.
Foto ini diambil pada tanggal 6 Oktober 2012, di Desa Salawangi, Kec. Bantarujeg - Majalengka
Hasil pembentukan dan penatahan motif pada batu andesit
Foto ini merupkan hasil proses pengolahan dari mulai pemotongan, pengukuran, dan pembentukan motif.
Foto ini diambil pada tanggal 6 Oktober 2012, di Desa Salawangi, Kec. Bantarujeg - Majalengka
Oleh Panji Yudistira 1005597, Pendidikan Geografi UPI 2010 B
Drainase di daerah curam harus mengikuti kontur tempat, karena apabila tidak mengikuti kontur maka air larian hujan akan tergenang, dengan kata lain air yang melimpah akan merusak daerah sekitar seperti adanya erosi dan pengikisan tanah yang sangat besar, maka sistem drainase di daerah curam harus sangat memperhatiakan kontur tanah agar saat di fungsikan kerusakan lingkungan akan diminimalisir oleh sistem drainase yang baik dan tepat.
sistem drainase di daerah curam haruslah banyak memperhatikan keadaan atau kondisi daerah sekitar, seperti tumbuhan atau vegetasi, karena sistem drainase di daerah curam baiknya ditanami oleh banyak vegetasi di daerah pinggir drainasenya agar penyerapan air larian dan persediaan air tanah di daerah sekitar sangat melimpah dan banjir di daertersebut akan diminimalisir oleh vegetasi - vegetasi yang ada.
Dengan memperhatikan banyak faktor - faktor di atas di dalam pembangunan sistem drainase di daerah curam maka, keselarasan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan akan berjalan secara baik, dengan itu pembangunan akan membawa keseimbangan lingkungan yang memperhatikan ekonomi , sumberdaya manusia dan kelestarian lingkungan.
Oleh Neti Susanti (1000794), Pendidikan Geografi UPI 2010 A
Video ini menggambarkan klasifikasi tanaman berdasarkan Iklim Junghuhn. Lokasi sampel tersebut yaitu di Kab. subang, Jawa Barat.
Judul :
Hutan Hujan Tropis
Lokasi :
Kawasan Konservasi Alam Hutan Bodogol, Gunung Gede Pangrango
Waktu Pemotretan :
Tgl 14 April 2012, Pukul 07.24
Hutan Hujan Tropika
merupakan bioma yang dapat ditemui di wilayah-wilayah sekitar
khatulistiwa yakni pada lintang antara 0° -10° ke utara dan ke selatan termasuk
Indonesia. Hutan ini menjadi rumah bagi jutaan ekosistem karena disini terdapat sinar matahari dan
curah hujan yang cukup yang diperlukan untuk kelangsungan hidup berbagai
ekosistem tersebut.
Judul :
Pengukuran Suhu
Lokasi :
Kebun Teh, Kab. Subang
Waktu Pemotretan :
Tgl 07 Oktober 2012, Pukul 08.01
Menurut
Klasifikasi Iklim Junghuhn Teh merupakan salah satu vegetasi yang menempati
daerah sejuk yakni pada ketinggian 1500-2500 mdpl dengan suhu antara
11,1°-17,1°C, tetapi kenyataannya pada saat ini pengklasifikasian iklim
tersebut kurang tepat untuk di aplikasikan. Salah satu faktor yang
mempengaruhinya yaitu adanya global
warming atau peningkatan suhu di muka bumi.
Judul :
Nelayan Tradisional
Lokasi :
Pantai Pamayang, Kab. Tasikmalaya
Waktu Pemotretan :
Tgl 27 Oktober 2012, Pukul 17.48
Nelayan di
Pantai Pamayang umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional yang hanya
berbekal jala ataupun kecerik sehingga
cara tersebut belum mampu menghasilkam ikan secara optimal dan dianggap belum
mencukupi kebutuhan nelayan sehari-hari. Pengetahuan yang kurang dan modal yang
terbatas merupakan salahsatu faktor yang mengakibatkan nelayan di Pantai
Pamayang ini kurang berkembang.
Oleh Ricky P. Ramadhan (1005495), Pendidikan Geografi UPI 2010 A
1. Video Shooting
LATAR BELAKANG:
Melihat kondisi lingkungan yang masih semrawut, dibutuhkan kesadaran berbagai pihak untuk dapat memperhatikan kondisi lingkungan. selain upaya dari pemerintah untuk dapat membangun kondisi lingkungan hidup lebih baik, perlu juga kita sebagai masyarakat menjaga lingkungan ini agar lebih baik.
DESKRIPSI:
Ide/Video ini merupakan wujud nyata mediasi, publikasi dan persuasi kepada masyarakat agar bersama-sama membangun kesadaran dan kepedulian menjaga lingkungan hidup ini. terdapat beberapa cuplikan perilaku sehari-hari yang sangat simpel yang dapat diaplikasikan di masyarakat sebagai upaya menjaga lingkungan hidup kita.
2. Foto
Menunggu Pelanggan
DESKRIPSI:
Merupakan potret sore hari di Jalan Gegerkalong. memperlihatkan pangkalan ojek termasuk para pengojek yang sedang menunggu pelanggan. kondisi dan situasi seperti ini merupakan bentuk penyesuaian manusia pada lingkungannya. dimana Jalan Gegerkalong yang panjang dan kecil terdapat banyak perumahan. tidak ada angkot yang melintas di daerah tersebut. oleh karena itu peluang sebagai penyedia jasa transportasi (ojek) dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk membantu mobilisasi / transportasi warganya. (Jl. Gegerkalong, Bandung)
Memancing Sampah
DESKRIPSI:
Merupakan potret siang hari di tepi sungai ketika seorang laki-laki paruh baya memancing di pinggir Sungai Cikapundung yang penuh dengan sampah. gambaran ini merupakan contoh dari manusia yang belum bisa beradaptasi dengan lingkungannya. kemungkinan bapak ini ingin terus melakukan hobinya memancing di sungai, namun ia tidak menyadari atau tidak paham dengan kondisi sekitar sungai yang sebetulnya sudah jauh dari syarat hidup ikan. jadi kegiatan bapak ini hanya sia-sia saja. (Jl. Asia Afrika, Bandung)
Hidup dari Sampah
DESKRIPSI:
Merupakan potret siang hari di Daerah Siliwangi dibawah jalan raya. seorang laki-laki sedang memilah sampah. gambar ini merupakan contoh dari penyesuaian hidup masyarakat yang memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk dapat menopang hidupnya. walaupun hidup di daerah kumuh dan mengais sampah, namun ia tetap melakukan pekerjaan tersebut sebagai upayanya untuk terus hidup dan beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitar. (Jl. Siliwangi, Bandung)
Oleh Reni Nurjanah (1006178), Pendidikan Geografi UPI 2010 A
Video ini menampilkan bentukan ornamen-ornamen
yang ada di dalam gua pawon.selain
ornamen, juga menampilkan replika fosil manusia prasejarah.
Gua pawon berada di Desa Gunung Masigit,
Kecamatan Cipatat,. Cipatat sendiri merupakan daerah
kawasan penambangan kapur. khawatir suatu saat gua bersejarah ini
pun dapat terancam tergerus pertambangan.
Judul : Tebing Pasir Pawon
Lokasi : Gua Pawon
Waktu Pemotretan: 14 Oktober 2012
Merupakan foto yang diambil di bawah mulut gua
pawon, foto ini merupakan tebing Pasir pawon . Warnanya
yang putih menunjukan bahwa batuan pembentuknya adalah kapur. Tingginya hampir
700mdpl, padahal dahulunya merupakan laut rendah, tempat berkembangnya terumbu
karang dan makluk-makhluk laut sebelum akhirnya kepulauan kapur itu terangkat kepermukaan
laut karena pergerakan lempeng bumi akhirnya menjadi pegunungan kapur
Rajamandala seperti sekarang.
Judul : Stalaktit
Lokasi : Gua Pawon
Waktu Pemotretan : 14 oktober 2012
Merupakan foto
yang memperlihatkan ada dua mulut gua, hal ini menunjukan begitu banyaknya
kamar-kamar didalamnya. Hal ini meyakinkan para peneliti bahwa gua ini dihuni
oleh manusia prasejarah mulai dari untuk tempat tinggal, memasak bahkan sebagai
pemakaman. tepat diatas mulut gua
tersebut tergantung dengan kokoh stalaktit.
Judul : Tiangan Atau Pilar
Lokasi : Gua Pawon
Waktu Pemotretan : 14 oktober 2012
Merupakan gambar yang berupa tiangan atau
pilar, hal ini terjadi saat stalagmit dan stalaktit menyatu, bisa dibayangkan
berapa waktu yang diperlukan untuk menjadi sebuah tiangan,karena menurut
penelitian pembentukan stalaktit dan stalagmit begitu lambat. Pertambahan
panjang stalaktit hanya 0,2mm per tahun. Tergantung
dengan laju pengendapannya.
Oleh Deris Sugiawan (1001879), Pendidikan Geografi UPI 2010 B
Persebaran
hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, iklim dan biotik
yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga akhirnya
menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.Di samping itu faktor
sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena
wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang
bersifat pasif.
Pada hewan, bila habitatnya
dirasakan sudah tidak cocok, maka seringkali mengadakan migrasi ke tempat
lainnya secara besar-besaran. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak
seperti persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat
di wilayah lainnya. Wilayah fauna Indonesia Timur berbatasan dengan Wilayah
Fauna Indonesia Tengah dan dibatasi oleh garis khayal yaitu Garis Webber, dan
termasuk dalam kelompok fauna dunia zona Australis. Berdasarkan tinjauan
zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah,
dan timur. Weber membagi fauna di Indonesia diantaranya yaitu :
Fauna tipe Australis
(Australic)
Meliputi fauna yang terdapat di
kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang
menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung. Fauna Australis disebut
jugafauna dataran sahul. Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau
disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang
di benua Australia.
Ciri fauna Tipe Australis yaitu: mamalia kecil, banyak jenis hewan
bertanduk, banyak burung dengan bulu
warna-warni. Berikut adalah beberapa contoh fauna tipa australis :
vJudul Foto : Burung Kakatua Fauna Khas
Australis yang berada di indonesia
vLokasi dan Waktu
Pemotretan : Jln. Kebun Binatang
No. 6.(Taman Sari) Bandung, Jawa Barat,
13 Oktober 2012
vGambaran Umum Isi Foto :
Burung kakatua jenis burung yang berada di
indonesia yang merupakan fauna sebaran khas australis. Ukuran tubuh burung
sekitar 46 cm dan berat badannya kira-kira 550 gram Bulunya ada yang putih dan
hitam. Kemudian jambul yang besar seperti payung yang indah diatas kepalanya
akan terbuka. Serta paruh yang hitam dan kakinya yang abu-abu. Mata di burung
jantan Coklat dan hitam pada burung muda. Cara terbang lurus dan mendatar
dengan beberapa kepakan perlahan kemudian melayang pendek.
Penyebarannyadiseluruh dataran rendah
Papua, Kelompok Papua barat, Kep. Ar, P. Yapen, P. Sariba dan P. Misima. Dari
ketinggian permukaan laut sampai 750 m (Jarang sampai 1300 m). terdapat juga di
Australia Utara. Burung ini mempunyai paruh yang bengkok dan kuat sehingga
sering disebut juga burung paruh bengkok. Bentuk kakinya juga mempunyai susunan
jari kaki yang bersilangan. Susunan jari kakinya yaitu dua jari mengarah kedepan
dan dua jari mengarah ke belakang. Dengan begitu burung kakatua dapat memegang,
menggenggam dan memanjat. Lidahnya menyerupai kubus, bersifat lentur sehingga
lidahnya dapat meraba-raba pakan yang sedang dimakannya. Burung kakatua adalah
binatang yang luar biasa setia, bulu mereka sangat lembut dan mereka indah.
Yang terpenting, mereka sangat pintar dan burung yang selalu ingin tahu. Burung
kakatua senang pamer diri dan membuat tingkah laku lucu dengan membentangkan
sayapnya, kepalanya naik turun, menari dan berteriak. Mereka sangat aktif dan
selalu ingin tahu mengenai lingkungan sekitarnya.
vFungsi/Relevansinya
Dengan Pembelajaran Geografi : Mengenal sebaran Fauna-fauna australis khususnya
burung kakatua yang hidup di Indonesia sebagai bahan referensi pengetahuan
mengenai dunia satwa khas fauna australis.
vJudul Foto :Kangguru Pohon Fauna Khas Australis
yang berada di indonesia
vLokasi dan Waktu
Pemotretan :Jln. Kebun Binatang
No. 6. (Tamansari)Bandung, Jawa Barat, 13 Oktober
2012
vGambaran Umum Isi Foto :
Kangguru pohon merupakan fauna khas
australis yang berada di indonesia yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan
kangguru lainnya yaitu memiliki bulu pada sisi telinga berjumbai, serta ujung
ekor berjumbai. Kangguru pohon memiliki pola warna yang berbeda antara jantan
dan betina atau dimorfisme yaitu pada bagian pipi, dagu, leher dan bagian
dorsal tubuh. Rata-rata ukuran tubuh kangguru pohon relatif kecil. Kangguru
pohon merupakan hewan diurnal, dimana selama pengamatan dijumpai beraktivitas
pada pagi hingga sore hari. Kangguru pohon merupakan hewan endemik Australia
yang hidup di indonesia.Kangguru pohon merupakan adalah pendaki canggung dan
tidak terlalu lincah di pohon-pohon. Namun mereka bisa melompat jauh dari
cabang ke cabang. Pohon kangguru memakan daun dan buah serta memiliki wilayah
tertentu. Kangguru pohon adalah hewan soliter dan tampaknya telah menetapkan
wilayah hingga dua hektar. Yang jantan biasanya berbagi wilayah mereka dengan
setengah lusin perempuan.
Fungsi/Relevansinya Dengan Pembelajaran Geografi : Memberikan pengetahuan dan mengenalkan jenis fauna australis khususnya kangguru pohon sebagai referensi bahan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai satwa yang hidup di indonesia yang merupakan fauna khas australis.
vJudul Foto :Kura-kura Fauna Khas Australis yang
berada di indonesia
vLokasi dan Waktu
Pemotretan :Jln. Kebun Binatang
No. 6.(Taman Sari) Bandung, Jawa Barat,
13 Oktober 2012
vGambaran Umum Isi Foto :
Kura-kura merupakan fauna khas australis
yang berada di indonesia dan merupakan satwa reptilia. Seperti reptil
lainnya,kura-kura yang ectothermic (berdarah dingin) napas udara hanya melalui
paru-paru kuat (meskipun ada kulit bernapas terbatas di beberapa jenis air),
dan bertelur di darat.Spesies sekitar 300 kura-kura yang ditandai dengan
kotak-seperti tulang atau kasar shell, paruh keratin daripada gigi, dan unik di
antara vertebrata, tungkai dan girdle tungkai terletak di dalam tulang
rusuk.Shell, yang merupakan kunci keberhasilan mereka, juga terbatas keragaman
kelompok. Jelas, terbang atau meluncur penyu tidak pernah ada, dan bahkan
aboreality (hidup di pohon) hanya sedikit dikembangkan.Sebuah shell kura-kura
pada dasarnya adalah sebuah kotak tulang yang terdiri dari cangkang atas kubah
atau carapace dan shell lebih rendah datar atau plastron. Carapace terbentuk
dari fusi tulang belakang, tulang rusuk diperluas, dan tulang dalam dermis
kulit dan terdiri dari sejumlah lempeng tulang saling.Plastron ini terbentuk
dari tulang pectoral korset dan tulang dermal. Hal ini juga terdiri dari
lempeng tulang saling yang lebih besar namun lebih sedikit jumlahnya
dibandingkan dengan carapace. Morfologi (struktur) dari shell mencerminkan
ekologi dari spesies penyu.
Fungsi/Relevansinya
Dengan Pembelajaran Geografi :Memberikan pengetahuan jenis fauna australis
khususnya kura-kura sebagai referensi bahan wawasan dan
ilmu pengetahuan mengenai satwa yang hidup di indonesia yang merupakan fauna
khas australis.