Pages

Rabu, 07 November 2012

PEMBENTUKAN AIR TERJUN

Oleh Rega Ginanjar Rosmika (1006355), Pendidikan Geografi UPI 2010 A

1. Video
Judul   : Pembentukan Air Terjun
Lokasi :  Curug Dago dan Curug Sigey
Waktu : 22 Oktober 2012



Pembentukan air terjun  terbentuk karena aktivitas erosi dari aliran air, mengalir diatas lapisan batuan bervariasi  dari yang memiliki tingkat erosi yang berbeda. Aliran air yang melintas di atas lapisan batuan lunak akan memiliki tingkat erosi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan daerah lain dengan lapisan batuan keras. Kejadian tersebut menyebakan peningkatan kecepatan.  Air sungai yang membentuk arus yang lebih cepat  ke arah bawah menuju ke dasar sungai. Seiring dengan waktu, air sungai tersebut perlahan-lahan membentuk ngarai atau jurang  pada hilir sungai. Formasi tersebut mengarahkan pembentukan gua dangkal untuk menampung berbagai materi dan air yang jatuh. Terjadilah pengikisan dasar air terjun oleh abrasi. Akibat proses tersebut, terbentuk cekungan yang dalam atau sering disebut ngarai.
 
2. Foto
 Judul   : Curug Dago
Lokasi :  Curug Dago Bandung
Waktu : 22 Oktober 2012




Deskripsi singkat mengenai foto di atas :
Air terjun dapat terbentuk oleh berbagai fenomena, Curug atau Air terjun Dago seperti yang ditunjukan foto di atas adalah karena proses vulkanik, dimana material vulkanik yang di keluarkan oleh gunung Tangkuban Parahu dan menyebabkan Air Terjun Dago. Curug Dago memiliki ketinggian terjunan air hanya sekitar 12 m saja dan berada di ketinggian sekitar 800 m di atas permukaan laut   Curug ini terbentuk dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya memasuki kota Bandung. Dengan lokasinya yang cukup tersembunyi, di daerah Bukit Dago di dalam kawasan Taman Hutan Raya (THR) Ir H Djuanda, Bandung, dan kurang ditunjang promosi wisata menyebabkan curug ini kian jarang dikunjungi wisatawan.  Kendati demikiani Curug Dago ini menyimpan jejak sejarah bagi Kerajaan Thailand. Dimana tak jauh dari lokasi air terjun, terdapat dua prasasti batu tulis peninggalan sekitar tahun 1818.  Menurut para ahli sejarah, kedua prasasti tersebut konon merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) dari dinasti Chakri yang pernah berkunjung ke Curug Dago.
Kini keadaan Curug Dago banyak mengalami perubahan, salah satunya kondisi air sungai yang keruh dan berwarna kecoklatan serta mulai banyaknya sampah yang mengotori aliran sungai.  Hal ini disebabkan oleh banyaknya pemukiman yang berada diatas Curug serta merambahnya pabrik-pabrik pengolahan menyebabkan hutan yang dulunya berfungsi sebagai pelindung ekosistim alam mulai tergerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar