Pages

Sabtu, 10 November 2012

Desa dan Kota

Oleh Fajar Ramdhan Gumilar (1002085), Pendidikan geografi UPI 2010 A

 Contoh video Desa dan Kota


Video ini menjelaskan tentang perbedaan antara daerah perkotaan dan pedesaan
- Dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan  penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dbgan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
- Berbeda dengan Kota, Desa merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah, bermata pencaharian dibidang agraris, memiliki bangunan tempat tinggal yang terpencar-pencar, penduduk yang memiliki hubungan sosial yang sangat tinggi serta bersifat homogen.
Maka video ini menjelaskan sebagian perbedaan antara kota dan desa

Contoh Gambar


Rumah di Desa


Kemacetan di kota



Pembangunan di kota

Jumat, 09 November 2012

Mitigasi Longsor

Oleh Asep Barkah (1000687), Pendidikan Geografi UPI 2010 A


Video ini menjelaskan tentang bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi longsor Penyebab terjadinya tanah lonsor adalah :
  1. Hujan yaitu ketika hujan, air akan me­nyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kan­dungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat
  2. Lereng terjal yaitu lereng atau tebing yang terjal akan mem­perbesar gaya pendorong
  3. Tanah yang kurang padat dan tebal umumnya tanah liat dengan ketebalan lebih besar dari 2,5 m dan sudut lereng lebih besar dari 40o akan berpotensi terjadinya longsor terutama ketika hujan
  4. Batuan yang kurang kuat umum­nya batuan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran pasir, kerekel, dan liat yang kurang kuat
  5. Penggundulan hutan menyebabkan menyebabkan pengikatan air tanah ber­kurang sehingga tanah akan mudah terbawa oleh air
  6. Tataguna lahan; lahan sawah yang mem­punyai akar yang kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lem­bek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor.
Bahaya longsor dapat dikurangi dengan meng­hindar­kan pembangunan pada lereng curam dan daerah rawan longsor, atau dengan me­mantapkan lereng.Pemantapan lereng itu dapat dilakukan dengan me­ng­­­gunakan rekayasa teknik sipil dan teknik vegetatif. Peng­gunaan teknik vegetatif me­merlukan pemilihan jenis tanamannya menjadi kunci penting dalam keberhasilan pencegahan longsor yang di­sebakan labilnya lapisan tanah

contoh foto

Contoh longsor di persawahan 


Contoh sempel tanah yang terjadi longsor 


Contoh lahan longsor yang di tanami pohon

Pemanfaatan Batu Andesit

Oleh Agung Gumelar (1005606), Pendidikan Geografi UPI 2010 A

Batu Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi saat letusan gunung berapi. Dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi. Nama andesit sendiri diambil dari nama tempat pertama batu ini ditemukan yaitu di daerah pegunungan Andes, Amerika Selatan. Nama pegunungan Andes itu diambil sebagai nama batu tersebut, yaitu andesit  dari kata andes.
Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca dll.
Batu Alam Andesit adalah jenis batu alam yang mempunyai tingkat kekerasan (Density) cukup tinggi dan umumnya berwarna gelap/hitam. Zaman seekarang Batu Andesit dapat diaplikasikan pada dinding maupun lantai baik untuk interior maupun exterior.


Berikut foto tantang batu andesit...

Bongkahan batu andesit di alam

Bongkahan batu andesit ini masih berada di alam sebelum diangkut ke pabrik - pabrik untuk di potong dan dibentuk manjadi hiasan dengan berbagai motif hias.


Foto ini diambil pada tanggal 6 Oktober 2012, di Gunung Batu, Desa Salawangi Kec. Bantarujeg - Majalengka


  
Potongan batu andesit di pabrik



Potongan batu andesit di pabrik - pabrik pemotongan, batu - batu ini siap untuk diproses (dipotong segi empat dengan ketebalan antara 1-2 cm dan ukurannya 5 x 20 cm.


Foto ini diambil pada tanggal 6 Oktober 2012, di Desa Salawangi, Kec. Bantarujeg - Majalengka


Hasil pembentukan dan penatahan motif pada batu andesit

Foto ini merupkan hasil proses pengolahan dari mulai pemotongan, pengukuran, dan pembentukan motif.

Foto ini diambil pada tanggal 6 Oktober 2012, di Desa Salawangi, Kec. Bantarujeg - Majalengka



Berikut video pemanfaatan batu andesit...

 

TERIMA KASIH..!!!

Contoh Sistem Drainase Di Daerah Curam

Oleh Panji Yudistira 1005597, Pendidikan Geografi UPI 2010 B


Drainase di daerah curam harus mengikuti kontur tempat, karena apabila tidak mengikuti kontur maka air larian hujan akan tergenang, dengan kata lain air yang melimpah akan merusak daerah sekitar seperti adanya erosi dan pengikisan tanah yang sangat besar, maka sistem drainase di daerah curam harus sangat memperhatiakan kontur tanah agar saat di fungsikan kerusakan lingkungan akan diminimalisir oleh sistem drainase yang baik dan tepat.


sistem drainase di daerah curam haruslah banyak memperhatikan keadaan atau kondisi daerah sekitar, seperti tumbuhan atau vegetasi, karena sistem drainase di daerah curam baiknya ditanami oleh banyak vegetasi di daerah pinggir drainasenya agar penyerapan air larian dan persediaan air tanah di daerah sekitar sangat melimpah dan banjir di daertersebut akan diminimalisir oleh vegetasi - vegetasi yang ada.


Dengan memperhatikan banyak faktor - faktor di atas di dalam pembangunan sistem drainase di daerah curam maka, keselarasan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan akan berjalan secara baik, dengan itu pembangunan akan membawa keseimbangan lingkungan yang memperhatikan ekonomi , sumberdaya manusia dan kelestarian lingkungan.

Kamis, 08 November 2012

Klasifikasi Tanaman Berdasarkan Iklim Junghuhn

Oleh Neti Susanti (1000794), Pendidikan Geografi UPI 2010 A



Video ini menggambarkan klasifikasi tanaman berdasarkan Iklim Junghuhn. Lokasi sampel tersebut yaitu di Kab. subang, Jawa Barat.



Judul                           : Hutan Hujan Tropis
Lokasi                         : Kawasan Konservasi Alam Hutan Bodogol, Gunung Gede Pangrango
Waktu Pemotretan      : Tgl 14 April 2012, Pukul 07.24
Hutan Hujan Tropika  merupakan bioma yang dapat ditemui di wilayah-wilayah sekitar khatulistiwa yakni pada lintang antara 0° -10° ke utara dan ke selatan termasuk Indonesia. Hutan ini menjadi rumah bagi jutaan ekosistem  karena disini terdapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup yang diperlukan untuk kelangsungan hidup berbagai ekosistem tersebut.


Judul                           : Pengukuran Suhu
Lokasi                         : Kebun Teh, Kab. Subang
Waktu Pemotretan      : Tgl 07 Oktober 2012, Pukul 08.01
Menurut Klasifikasi Iklim Junghuhn Teh merupakan salah satu vegetasi yang menempati daerah sejuk yakni pada ketinggian 1500-2500 mdpl dengan suhu antara 11,1°-17,1°C, tetapi kenyataannya pada saat ini pengklasifikasian iklim tersebut kurang tepat untuk di aplikasikan. Salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu adanya global warming atau peningkatan suhu di muka bumi.

Judul                           : Nelayan Tradisional
Lokasi                         : Pantai Pamayang, Kab. Tasikmalaya
Waktu Pemotretan      : Tgl 27 Oktober 2012, Pukul 17.48
Nelayan di Pantai Pamayang umumnya masih menggunakan cara-cara tradisional yang hanya berbekal jala ataupun kecerik  sehingga cara tersebut belum mampu menghasilkam ikan secara optimal dan dianggap belum mencukupi kebutuhan nelayan sehari-hari. Pengetahuan yang kurang dan modal yang terbatas merupakan salahsatu faktor yang mengakibatkan nelayan di Pantai Pamayang ini kurang berkembang.

Perilaku Ramah Lingkungan

Oleh Ricky P. Ramadhan (1005495), Pendidikan Geografi UPI 2010 A

1. Video Shooting

LATAR BELAKANG:
Melihat kondisi lingkungan yang masih semrawut, dibutuhkan kesadaran berbagai pihak untuk dapat memperhatikan kondisi lingkungan. selain upaya dari pemerintah untuk dapat membangun kondisi lingkungan hidup lebih baik, perlu juga kita sebagai masyarakat menjaga lingkungan ini agar lebih baik.
DESKRIPSI:
Ide/Video ini merupakan wujud nyata mediasi, publikasi dan persuasi kepada masyarakat agar bersama-sama membangun kesadaran dan kepedulian menjaga lingkungan hidup ini. terdapat beberapa cuplikan perilaku sehari-hari yang sangat simpel yang dapat diaplikasikan di masyarakat sebagai upaya menjaga lingkungan hidup kita.
2. Foto
Menunggu Pelanggan
DESKRIPSI:
Merupakan potret sore hari di Jalan Gegerkalong. memperlihatkan pangkalan ojek termasuk para pengojek yang sedang menunggu pelanggan. kondisi dan situasi seperti ini merupakan bentuk penyesuaian manusia pada lingkungannya. dimana Jalan Gegerkalong yang panjang dan kecil terdapat banyak perumahan. tidak ada angkot yang melintas di daerah tersebut. oleh karena itu peluang sebagai penyedia jasa transportasi (ojek) dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk membantu mobilisasi / transportasi warganya. (Jl. Gegerkalong, Bandung)

Memancing Sampah
DESKRIPSI:
Merupakan potret siang hari di tepi sungai ketika seorang laki-laki paruh baya memancing di pinggir Sungai Cikapundung yang penuh dengan sampah. gambaran ini merupakan contoh dari manusia yang belum bisa beradaptasi dengan lingkungannya. kemungkinan bapak ini ingin terus melakukan hobinya memancing di sungai, namun ia tidak menyadari atau tidak paham dengan kondisi sekitar sungai yang sebetulnya sudah jauh dari syarat hidup ikan. jadi kegiatan bapak ini hanya sia-sia saja. (Jl. Asia Afrika, Bandung)


Hidup dari Sampah
DESKRIPSI:
Merupakan potret siang hari di Daerah Siliwangi dibawah jalan raya. seorang laki-laki sedang memilah sampah. gambar ini merupakan contoh dari penyesuaian hidup masyarakat yang memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk dapat menopang hidupnya. walaupun hidup di daerah kumuh dan mengais sampah, namun ia tetap melakukan pekerjaan tersebut sebagai upayanya untuk terus hidup dan beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitar. (Jl. Siliwangi, Bandung)

Gua Pawon

Oleh Reni Nurjanah (1006178), Pendidikan Geografi UPI 2010 A




Video ini menampilkan bentukan ornamen-ornamen yang ada di dalam gua pawon. selain ornamen, juga menampilkan replika fosil manusia prasejarah .
Gua pawon berada di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat,. Cipatat sendiri merupakan daerah kawasan penambangan kapur. khawatir suatu saat gua bersejarah ini pun dapat terancam tergerus pertambangan.



Judul : Tebing Pasir Pawon
Lokasi : Gua Pawon
Waktu Pemotretan: 14 Oktober 2012

Merupakan foto yang diambil di bawah mulut gua pawon, foto ini merupakan tebing Pasir pawon . Warnanya yang putih menunjukan bahwa batuan pembentuknya adalah kapur. Tingginya hampir 700mdpl, padahal dahulunya merupakan laut rendah, tempat berkembangnya terumbu karang dan makluk-makhluk laut sebelum akhirnya kepulauan kapur itu terangkat kepermukaan laut karena pergerakan lempeng bumi akhirnya menjadi pegunungan kapur Rajamandala seperti sekarang.  




Judul : Stalaktit
Lokasi : Gua Pawon
Waktu Pemotretan : 14 oktober 2012

Merupakan foto yang memperlihatkan ada dua mulut gua, hal ini menunjukan begitu banyaknya kamar-kamar didalamnya. Hal ini meyakinkan para peneliti bahwa gua ini dihuni oleh manusia prasejarah mulai dari untuk tempat tinggal, memasak bahkan sebagai pemakaman.  tepat diatas mulut gua tersebut tergantung dengan kokoh stalaktit.





Judul : Tiangan Atau Pilar 
Lokasi : Gua Pawon
Waktu Pemotretan : 14 oktober 2012

Merupakan gambar yang berupa tiangan atau pilar, hal ini terjadi saat stalagmit dan stalaktit menyatu, bisa dibayangkan berapa waktu yang diperlukan untuk menjadi sebuah tiangan,karena menurut penelitian pembentukan stalaktit dan stalagmit begitu lambat. Pertambahan panjang stalaktit hanya 0,2mm per tahun. Tergantung dengan laju pengendapannya.

Penyebaran Fauna Australis di Indonesia

Oleh Deris Sugiawan (1001879), Pendidikan Geografi UPI 2010 B

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, iklim dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga akhirnya menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif.
Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, maka seringkali mengadakan migrasi ke tempat lainnya secara besar-besaran. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak seperti persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya. Wilayah fauna Indonesia Timur berbatasan dengan Wilayah Fauna Indonesia Tengah dan dibatasi oleh garis khayal yaitu Garis Webber, dan termasuk dalam kelompok fauna dunia zona Australis. Berdasarkan tinjauan zoologi, Indonesia mempunyai perbedaan jenis fauna antara bagian barat, tengah, dan timur. Weber membagi fauna di Indonesia diantaranya  yaitu :
 Fauna tipe Australis (Australic)
Meliputi fauna yang terdapat di kepulauan Aru dan wilayah Papua. Di wilayah ini banyak ditemukan binatang menyusui yang berukuran kecil dan binatang berkantung. Fauna Australis disebut jugafauna dataran sahul. Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia.
            Ciri fauna Tipe Australis yaitu: mamalia kecil, banyak jenis hewan bertanduk, banyak burung dengan bulu warna-warni. Berikut adalah beberapa contoh fauna tipa australis :


v  Judul Foto        : Burung Kakatua Fauna Khas Australis yang berada di                                                         indonesia
v  Lokasi dan Waktu Pemotretan : Jln. Kebun Binatang No. 6.(Taman Sari) Bandung,  Jawa                                        Barat, 13 Oktober 2012
v  Gambaran Umum Isi Foto               :
      Burung kakatua jenis burung yang berada di indonesia yang merupakan fauna sebaran khas australis. Ukuran tubuh burung sekitar 46 cm dan berat badannya kira-kira 550 gram Bulunya ada yang putih dan hitam. Kemudian jambul yang besar seperti payung yang indah diatas kepalanya akan terbuka. Serta paruh yang hitam dan kakinya yang abu-abu. Mata di burung jantan Coklat dan hitam pada burung muda. Cara terbang lurus dan mendatar dengan beberapa kepakan perlahan kemudian melayang pendek.
      Penyebarannyadiseluruh dataran rendah Papua, Kelompok Papua barat, Kep. Ar, P. Yapen, P. Sariba dan P. Misima. Dari ketinggian permukaan laut sampai 750 m (Jarang sampai 1300 m). terdapat juga di Australia Utara. Burung ini mempunyai paruh yang bengkok dan kuat sehingga sering disebut juga burung paruh bengkok. Bentuk kakinya juga mempunyai susunan jari kaki yang bersilangan. Susunan jari kakinya yaitu dua jari mengarah kedepan dan dua jari mengarah ke belakang. Dengan begitu burung kakatua dapat memegang, menggenggam dan memanjat. Lidahnya menyerupai kubus, bersifat lentur sehingga lidahnya dapat meraba-raba pakan yang sedang dimakannya. Burung kakatua adalah binatang yang luar biasa setia, bulu mereka sangat lembut dan mereka indah. Yang terpenting, mereka sangat pintar dan burung yang selalu ingin tahu. Burung kakatua senang pamer diri dan membuat tingkah laku lucu dengan membentangkan sayapnya, kepalanya naik turun, menari dan berteriak. Mereka sangat aktif dan selalu ingin tahu mengenai lingkungan sekitarnya. 
v  Fungsi/Relevansinya Dengan Pembelajaran Geografi : Mengenal sebaran Fauna-fauna australis khususnya burung kakatua yang hidup di Indonesia sebagai bahan referensi pengetahuan mengenai dunia satwa khas fauna australis.



v  Judul Foto                                      :Kangguru Pohon Fauna Khas Australis yang berada di                                                         indonesia
v  Lokasi dan Waktu Pemotretan         :Jln. Kebun Binatang No. 6. (Tamansari)Bandung,  Jawa                               Barat, 13 Oktober 2012
v  Gambaran Umum Isi Foto               :
      Kangguru pohon merupakan fauna khas australis yang berada di indonesia yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan kangguru lainnya yaitu memiliki bulu pada sisi telinga berjumbai, serta ujung ekor berjumbai. Kangguru pohon memiliki pola warna yang berbeda antara jantan dan betina atau dimorfisme  yaitu pada bagian pipi, dagu, leher dan bagian dorsal tubuh. Rata-rata ukuran tubuh kangguru pohon relatif kecil. Kangguru pohon merupakan hewan diurnal, dimana selama pengamatan dijumpai beraktivitas pada pagi hingga sore hari. Kangguru pohon merupakan hewan endemik Australia yang hidup di indonesia.Kangguru pohon merupakan adalah pendaki canggung dan tidak terlalu lincah di pohon-pohon. Namun mereka bisa melompat jauh dari cabang ke cabang. Pohon kangguru memakan daun dan buah serta memiliki wilayah tertentu. Kangguru pohon adalah hewan soliter dan tampaknya telah menetapkan wilayah hingga dua hektar. Yang jantan biasanya berbagi wilayah mereka dengan setengah lusin perempuan.
Fungsi/Relevansinya Dengan Pembelajaran Geografi : Memberikan pengetahuan dan mengenalkan jenis fauna australis khususnya kangguru pohon sebagai referensi bahan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai satwa yang hidup di indonesia yang merupakan fauna khas australis.
v  Judul Foto                                      :Kura-kura Fauna Khas Australis yang berada di                                                                    indonesia
v  Lokasi dan Waktu Pemotretan         :Jln. Kebun Binatang No. 6.(Taman Sari) Bandung,  Jawa                                           Barat, 13 Oktober 2012
v  Gambaran Umum Isi Foto               :
      Kura-kura merupakan fauna khas australis yang berada di indonesia dan merupakan satwa reptilia. Seperti reptil lainnya,kura-kura yang ectothermic (berdarah dingin) napas udara hanya melalui paru-paru kuat (meskipun ada kulit bernapas terbatas di beberapa jenis air), dan bertelur di darat.Spesies sekitar 300 kura-kura yang ditandai dengan kotak-seperti tulang atau kasar shell, paruh keratin daripada gigi, dan unik di antara vertebrata, tungkai dan girdle tungkai terletak di dalam tulang rusuk.Shell, yang merupakan kunci keberhasilan mereka, juga terbatas keragaman kelompok. Jelas, terbang atau meluncur penyu tidak pernah ada, dan bahkan aboreality (hidup di pohon) hanya sedikit dikembangkan.Sebuah shell kura-kura pada dasarnya adalah sebuah kotak tulang yang terdiri dari cangkang atas kubah atau carapace dan shell lebih rendah datar atau plastron. Carapace terbentuk dari fusi tulang belakang, tulang rusuk diperluas, dan tulang dalam dermis kulit dan terdiri dari sejumlah lempeng tulang saling.Plastron ini terbentuk dari tulang pectoral korset dan tulang dermal. Hal ini juga terdiri dari lempeng tulang saling yang lebih besar namun lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan carapace. Morfologi (struktur) dari shell mencerminkan ekologi dari spesies penyu.
Fungsi/Relevansinya Dengan Pembelajaran Geografi :Memberikan pengetahuan jenis fauna australis khususnya kura-kura sebagai referensi bahan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai satwa yang hidup di indonesia yang merupakan fauna khas australis.

Check videonya disini..