Pages

Rabu, 31 Oktober 2012

Pelanggaran Lalu Lintas

Oleh Ova Rachmadani (1001312) Pendidikan Geografi Upi 2010 B

 
Video ini mengambarkan bahwa kondisi laulintas di negri kita Indonesia ini tidak berjalan dengan baik dan benar, dengan adanya video ini bertujuan untuk mengurangi kecelakaan dalam laululintas, karena pelanggaran lalulintas menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dan kematian.

--------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar Pelanggaran Lalu Lintas


Relevansi: 
Sebagai informasi terhadap masyarakat bahwa kesadaran akan keselamatan pada laulintas masih kurang .
Deskripsi:
Ini adalah contoh dari sebuah pelanggaran laulintas, dimana di gambar ini terlihat pengendara kendaraan sepeda motor yang menampung empat penumpang


 

Relevansi: 
Sebagai informasi terhadap masyarakat bahwa kesadaran akan keselamatan pada laulintas masih kurang .
Deskripsi:
Gambar ini memperliharkan seorang pengendara yang membawa beban berlebih pada kendaraannya



Relevansi: 
Sebagai informasi terhadap masyarakat bahwa kesadaran akan keselamatan pada laulintas masih kurang .
Deskripsi:
Gambar ini memperlihatkan pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan pelindung kepala


Foto-foto di atas di ambil pada tanggal 27 Oktober 2012 di Ciceri Serang Banten.

Indikasi dan Dampak Keadatan Penduduk

Oleh Adhi Munajar (1000920) Pendidikan Geografi Upi 2010 B

Jumlah penduduk di suatu daerah atau negara mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini disebut dinamika penduduk. Sedangkan, jumlah penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun disebut pertumbuhan penduduk.
Melalui foto-foto di bawah ini, penulis ingin berbagi dan memberikan sedikit gambaran mengenai kepadatan penduduk serta akibat dari kepadata penduduk :

a.        Foto Pertama mengenai Kepadatan Penduduk
Judul               : Indikator Kepadatan Penduduk
Lokasi             : Jalan Ganesha, Taman Sari, Bandung
Waktu             : Pukul 06.15
Gambaran       :
Salah satu indikator untuk melihat kepadatan penduduk sebuah daerah dapat dilihat dari banyaknya rumah yang berdiri serta pola dari rumahnya tersebut sangat berdekatan sampai bertempelan.

 Kepadatan Penduduk
Relevansi        :
Keterkaitan geografi di dalam foto terebut sangat kental dengan pola keruangannya, dengan adanya foto tersebut akan menjadi bahan pembelajaran geografi yang disampaikan kepada peserta didik sebagai salah satu fenomena anthroposfer mengeai pola persebaran penduduk.

b. Foto kedua mengenai Dampak Kepadatan Penduduk
Judul               : Akibat Meningkatnya Kepadatan Penduduk
Lokasi             : Jalan Ganesha, Taman Sari, Bandung
Waktu             : Pukul 06.30 WIB
Gambaran       :
Meningkatnya tingkat kemiskinan, bertambahnya tingkat pengangguran serta gelandangan dikarenakan peluang pekerjaan tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang sangat banyak.

Pengemis
Relevansi  :    
Salah satu akibat dari terjadinya kepadatan penduduk yaitu semakin banyaknya tingkat pengangguran serta meningkatnya kemiskinan. Kenyataan tersebut dapat dijadikan sebagai media pembelajaran geografi untuk mendidik peserta didik untuk lebih selektif dalam memilih tempat untuk tinggal.

c.    Foto kedua mengenai Dampak Kepadatan Penduduk
Judul               : Pencemaran
Lokasi             : Jalan By Pass Soekarno-Hatta
Waktu             : Pukul 13.00 WIB
Gambaran       :
Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai oleh limbah yang dihasilkan manusia serta bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pembuangan sampah organic maupun anorganic yang dibuang ke sungai terus-menerus, selain mencemari air, terutama dimusim hujan akan menimbulkan banjir.

Pencemaran Sungai
Relevansi        :
Gambaran mengenai pencemaran sungai merupakan salah satu akibat dari meningkatnya kepadatan penduduk. Hal ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang menyampaikan apa itu kepadatan penduduk, bagaimana dampak yang akan timbul serta bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi adanya permasalahan tersebut. Media Pembelajaran Geografi dapat memakai pendekatan komprehensif kepada anak didik, hal ini menitikberatkan kepada ajakan kepada peserta didik untuk tetap menjaga lingkungan.

Sunshine Recorder, Campbell Stokes

Oleh Hana Fairuz (1006294), Pendidikan Geografi 2010 A


Campbell-Stokes recorder (Stokes Sphere) adalah alat perekam penyinaran matahari. Hal ini ditemukan oleh John Francis Campbell pada tahun 1853 dan dimodifikasi pada tahun 1879 oleh Sir George Gabriel Stokes. Bola kaca yang berada pada campbell stokes biasanya berdiameter 10 cm (4 inci) dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang dipasang di belakang bola kaca, tepatnya di tempatkan pada alur bertingkat 3 yang berada tepat di belakang bola kaca, fungsinya adalah untuk memungkinkan merekam ketinggian matahari yang berbeda di setiap musimnya selama satu tahun.

Stalakmit dan Stalaktit


Stalaktit dan Stalakmit adalah bentuk alam khas daerah Karst. Stalaktit dan Stalakmit terbentuk akibat dari proses pelarutan air di daerah kapur yang berlangsung secara terus menerus. Air yang larut di daerah karst akan masuk kelubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air ini lama-lama berubah jadi batuan yang bentuknya runcing-runcing seperti tetesan air. Stalaktit adalah batu yang terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing kebawah, sedangkan stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing keatas.


-----------------------------------------------------------------------------------------------

Foto Stalaktik dan Stalakmit



Gambar : bentuk  stalakmit
Tanggal : 7 Oktober 2012
Lokasi  : Goa Cipicung (Buniayu) Sukabumi
Relevansi: 
Sebagai informasi terhadap pembaca dan dapat digunakan untuk bahan ajar mengenai fenomena litosfer (mengenai bentukan karst).
Deskripsi: 
Stalakmit adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang membentuk suatu gundukan di lantai goa.
Stalakmit terbentuk  karena tetesan air dari atas langit-langit goa yang mengandung mineral, dan secara terus-menerus jatuh ke lantai goa. Tetesan yang jatuh ke bawah lantai gua tersebut terus mengendapkan material, dan membangun suatu gundukan.


Gambar : bentuk  stalaktit
Tanggal  : 7 Oktober 2012
Lokasi   : Goa Cipicung (Buniayu) Sukabumi
Relevansi
Sebagai informasi terhadap pembaca dan dapat digunakan untuk bahan ajar mengenai fenomena litosfer (mengenai bentukan karst).
Deskripsi: 
Stalaktit adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (dripstone).
Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral. Batu kapur adalah batuan kalsium karbonat, yang dilarutkan oleh air yang mengandung karbon dioksida, sehingga membentuk larutan kalsium bikarbonat. 


Gambar : Bentukan Kolom
Tanggal  : September 2012
Lokasi   : Goa Ciguha 
Relevansi
Sebagai informasi terhadap pembaca dan dapat digunakan untuk bahan ajar mengenai fenomena litosfer (mengenai bentukan karst).
Deskripsi: 
Di goa Ciguha banyak sekali stalakmit dan stalaktit yang berpotensi membuat sebuah formasi baru.berbeda halnya dengan bentukan stalakmit dan stalaktit yang ada di Goa Cipicung (Buniayu).
Dalam pertumbuhan stalaktit ini terjadi suatu proses pertumbuhan dan perkembangan melalui tetesan air  yang banyak mengandung mineral. Tetesan ini membantu proses pertumbuhan stalakmit dibawahnya. Dengan berlangsungnya kejadian ini yang relatif lama maka kedua bentukan ini akan menjadi kolom. Kolom ini terjadi karena stslakmit dan stalaktit bersatu dan membentuk sebuah pilar.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Modernisasi Perumahan atau tempat tinggal Manusia di wilahayah sekitaran Bandung Jawa Barat


Modernisasi
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.


Masyarakat pada setiap tahunya bahkan setiap harinya akan melakukan modernisasi  baik itu dari cara kehidupan sehari-hari ataupun dari apa yang mereka gunakan.seperti modernisasi rumah panggung yang berada di wilayah Ciater Subang Jawa Barat yang masih berupa rumah panggung dan pada kota bandung yang sudah mengalami modernisasi perumahan penduduk.

Foto-Foto Terkait :

1. Foto Rumah Panggung


Tanggal : 4 Oktober 2012
Lokasi : Subang, Ciater Jawa Barat
Deskripsi :
Pemukiman warga yang berada di kawasan ciater subang jawa barat yang masih setia menggunakan rumah panggung mereka memanfaatkan kolong rumah mereka untuk berternak ayam ataupun kelinci dan bebek.

2. Foto Pembajakan Sawah yang masih menggunakan alat tradisional

Tanggal : 4 Oktober 2012
Lokasi : Cicalengka Kabupaten Bandung  Jawa Barat
Deskripsi :
Pada zaman dulu Kerbau adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membajak sawah oleh para petani. Namun untuk saat ini pembajakan sawah sudah berganti alat menjadi traktor pembajak sawah dengan ini maka pembajakan sawah akan lebih cepat dan tidak memakan waktu lama.

3. Salah Satu Rumah Modern yang ad di Kota Bandung

Tanggal : 4 Oktober 2012
Lokasi : Bumi soeta Residence
Deskripsi :
Pada gambar ini jelas sekali Modernisasi yang terjadi dari bangunan perumahan atau tempat tinggal manusia. Dimana pada gambar 1 rumah mereka masih digunakan untuk berternak sedangkan pada rumah modern rumah di desain senyaman mungkin untuk ditempati. yang terpenting dalam pembangunan perumahan saat ini yaitu perumahan yang indah nyaman dan bersih agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh kumuhnya suatu tempat tinggal.

KABUT ASAP

Oleh Ferdiansyah (1000159),  Pendidikan Geografi 2010 B


Ini lah fakta nyata yang ditemukan disekitar jalan lintas timur yang akan menuju Palembang, banyaknya titik api yang ada di Sumatera Selatan Khususnya dari Kab. OKI dan sekitarnya. Tidak bisa di pungkiri bahwa Kab. OKI merupakan Kabupaten yang memiliki luas lahan yang paling banyak di antara kabupaten lain yaitu  19.023,47 km2, secara  Fisiografis terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur. Wilayah ini sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa, dilihat dari Iklim di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong dalam Tropik Basah dengan curah hujan rata-rata tahunan > 2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun. Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %. Tidak hanya itu saja, iklim dan curah hujan juga mendukung terjadinya kebakaran yang pada akhirnya dapat menimbulkan kabut asap, terbukti pada video di atas yang di ambil sekitar bulan September tepatnya Tgl 23 September terjadinya kabut asap. 

Video ini diambil pada  tanggal 23 September 2012 Pukul 06.00

---------------------------------------------------------------------------------------
Foto Kabut


          Ini lah fakta nyata yang ditemukan disekitar jalan lintas timur yang akan menuju Palembang, banyaknya titik api yang ada di Sumatera Selatan Khususnya dari Kab. OKI dan sekitarnya. Tidak bisa di pungkiri bahwa Kab. OKI merupakan Kabupaten yang memiliki luas lahan yang paling banyak di antara kabupaten lain yaitu  19.023,47 km2, secara  Fisiografis terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur. Wilayah ini sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa, dilihat dari Iklim di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong dalam Tropik Basah dengan curah hujan rata-rata tahunan > 2.500 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun.
                Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November sampai bulan April. Penyimpangan musim biasanya terjadi sekali dalam lima tahun, berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim penghujan, dengan rata – rata curah hujan lebih kurang 1.000 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun.


            Topografi Kabupaten OKI secara umum merupakan datatran rendah dengan ketinggian rata-rata 10 mdpal. Lokasi tertinggi berada di daerah Bukit Gajah kecamatan Tulung Selapan, dengan titik ketinggian sekitar 14 mdpal, sedangkan daerah terendah terletak di kawasan timur yang termasyuk di wilayah Kecamatan Tulung Selapan juga, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6 mdpal. 
            Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %. Sebagian besar daerah OKI merupakan daerah datar sampai landai, sedangkan daerah yang bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Mesuji. Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.



            Dapat disimpulkan bahwa kabut asap yang sering melanda Kab. OKI ini baik itu ulah tangan manusia ataupun kondisi alamnya sendiri yang dapat mendukung terjadinya kebakaran hutan, hal ini terlihat dari topografi yang umumnya dataran rendah sampai landai, kemiringan lereng yang tidak begitu curam, fisiografi terletak pada bentang alam dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur yang sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi rawa. Kita ketahui daerah rawa ini bila dilanda kemarau sangat mudah sekali terbakar, dan apabila terjadi kebakaran maka api yang di timbulkan pun sulit untuk di padamkan dikarnakan kondisi ketebalan rawa dan apinya pun sulit terlihat dipermukaan akan tetapi didalam nya menyimpan panas yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan kebakaran lagi.
            Tidak hanya itu saja, iklim dan curah hujan juga mendukung terjadinya kebakaran yang pada akhirnya dapat menimbulkan kabut asap, terbukti pada gambar ini yang di ambil sekitar bulan September tepatnya Tgl 23 September terjadinya kabut asap. Fakta ini saling berkaitan dengan terjadinya musim kemarau di Kab. OKI (Ogan Komering Ilir) antara bulan Mei – Oktober, dan musim hujan berkisar antara bulan November – April. (Sumber : www.kaboki.go.id)

            Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Geografi.

Dampak Positif Letusan Gunung Api Bagi Kehidupan Manusia

Oleh Norma Anggraini (1000913), Pendidikan Geografi 2010 A


Vulkanisme adalah aktivitas magma yang bergerak dari  lapisan dalam litosfer yang menyusup kelapisan yang lebih atas sampai ke permukaan bumi. Akibat dari kegiatan vulkanisme adalah terjadinya letusan gunung api yaitu keluarnya magma dari perut bumi. Letusan gunung api membawa dampak bagi manusia baik yang positif maupun yang negatif. Dampak positif letusan gunung api bagi kehidupan manusia dapat dilihat pada video berikut ini.


Selain itu, dampak positif letusan gunung api lainnya ialah :
1)    Terdapat ekshalasi gas, seperti solfatar (gas yang mengandung belerang), fumarol (gas yang mengandung uap air) dan mofet (gas yang mengandung asam arang yang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup).
2)    Terdapat geyser yaitu sumber mata air panas yang memancar dari dalam bumi secara berkala/periodik.
3)    Terdapat mata air makdani yaitu mata air yang mengandung mineral.
4)    Di daerah vulkanis potensial untuk mengusahakan tanaman budi daya seperti teh dan kopi.
5)   Di daerah vulkanis memungkinkan banyak turun hujan melalui hujan orografis. Hal tersebut disebabkan gunung merupakan daerah penangkap hujan yang baik.
6)    Di daerah gunung api memungkinkan dibangun pembangkit tenaga listrik.

Berikut ini beberapa foto terkait fenomena pascavulkanik (setelah gunung api meletus).


Judul Foto : Kawah Hasil Letusan Gunung Galunggung
Lokasi : Kawasan Wisata Cipanas Galunggung, Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Waktu : Sabtu, 13 Oktober 2012 (Pukul 08:46 WIB)
Gambaran Umum : 
Foto diatas menggambarkan sebuah kawah yaitu bagian puncak gunung api yang dilewati bahan letusan berbentuk lekukan besar. Suatu kawah terbentuk akibat adanya letusan gunung api yang sangat kuat sehingga menimbulkan sebagian dari bagian atas gunung api tersebut menghilang dan saat itu terbentuklah sebuah kawah. Kondisi kawah pada foto diatas merupakan kondisi kawah 30 tahun sesudah letusan (Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982).
Relevansinya dengan pembelajaran geografi :
Salah satu objek studi geografi adalah fenomena litosfer. Dalam mempelajari litosfer kita perlu mengetahui tentang tenaga pembentuk muka bumi, yaitu tenaga endogen dan eksogen. Kawah merupakan salah satu bentukan hasil letusan gunung api yang merupakan aktivitas vulkanisme. Aktivitas vulkanisme merupakan salah satu dari tenaga endogen yang mempengaruhi bentuk muka bumi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kawah ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran geografi khususnya dalam mempelajari aktivitas vulkanisme.

Judul Foto : Sumber Air Panas
Lokasi : Kawasan Wisata Cipanas Galunggung, Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Waktu : Sabtu, 13 Oktober 2012 (Pukul 09:46 WIB)
Gambaran Umum : 
Foto diatas memperlihatkan sebuah sumber air panas yang keluar melalui celah batuan dan mengandung belerang. Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam lapisan batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Kemudian melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar sebagai mata air panas.
Relevansinya dengan pembelajaran geografi : 
Sumber air panas merupakan salah satu fenomena atau gejala pascavulkanik (sesudah gunung api meletus). Oleh karena itu, foto sumber air panas ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran geografi terkait vulkanisme yang merupakan salah satu tenaga endogen yang mempengaruhi bentuk muka bumi.


Judul Foto : Kolam Pemandian Air Panas
Lokasi : Kawasan Wisata Cipanas Galunggung, Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Waktu : Sabtu, 13 Oktober 2012 (Pukul 09:57 WIB)
Gambaran Umum : 
Foto diatas menampilkan aktivitas pengunjung tempat wisata Cipanas Galunggung yang sedang berendam di salah satu kolam pemandian air panas. Sumber air panas dapat digunakan untuk mengobati reumatik. Selain itu, sumber air panas yang mengandung belerang dapat mengobati penyakit kulit.
Relevansinya dengan pembelajaran geografi  : 
Dengan mempelajari geografi tentunya diharapkan dapat memeberikan manfaat secara nyata bagi kehidupan manusia. Dalam foto diatas memperlihatkan salah satu bentuk pemanfaatan dari sumber air panas yang dipelajari dalam geografi sebagai objek wisata pemandian air panas.

Sumber :
http://rina-heryanah.blogspot.com/2011/07/letusan-gunung-api-yang-membawa-dampak.html

Selasa, 30 Oktober 2012

Penyebab Kemacetan Lalulintas

Oleh Fani Rizkan Julianti (1001460), Pendidikan Geografi UPI 2010 B


Waktu     : 03 Oktober 2012, 7:25:16 WIB
Relevansi : Video ini merupakan salah satu Media Pembelajaran dalam Tema Antrofosfer
Deskripsi :
Mengurai kemacetan lalulintas tidaklah beda dengan mengurai kelakuan kita sendiri, masalah kemacetan lalulintas sangatlah dekat dengan prilaku kita di jalan raya. Pola prilaku ini terutama terkait dengan bagaimana kita bersikap saat menjadi pemakai jalan, Sebagai mana yang tercantum dalam video di atas.



Waktu     : 03 Oktober 2012, 7:25:16 WIB
Relevansi : Foto ini merupakan salah satu Media Pembelajaran dalam Tema Antrofosfer
Deskripsi 

Kemacetan lalu lintas merupakan suatu hal yang sudah amat biasa kita dengar bahkan sering sekali kita menemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Kemacetan lalu lintas yang selama ini kita temui disebabkan oleh banyak faktor yang komplek, dimana faktor satu dengan faktor lainnya saling barkaitan. 



Waktu     : 03 Oktober 2012, 7:25:16 WIB
Relevansi : Foto ini merupakan salah satu Media Pembelajaran dalam Tema Antrofosfer
Deskripsi 
Angkot atau angkutan kota adalah sebuah model transportasi perkotaan yang merujuk pada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Angkot biasanya selalu berhenti sembarangan untuk mencari penumpang maupun menurunkan penumpang hal ini tentu saja menjadi penyebab kemacetan.



Waktu     : 03 Oktober 2012, 7:25:16 WIB
Relevansi : Foto ini merupakan salah satu Media Pembelajaran dalam Tema Antrofosfer
Deskripsi 
Berpindah jalur sering dilakukan oleh kendaraan bermotor, hal ini dilakukan ketika mereka merasa terjebak kemacetan dan melihat peluang untuk berpindah jalur ke samping kiri maupun  ke samping kanan yang menyebabkan kemacetan bertambah.

Pemukiman Kumuh (Slum Area)

Oleh Jaka Firman P (1000910 ), Pendidikan Geografi UPI 2010 B

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan yang hidup diluar kawasan lindung (kota dan desa) yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan. naumn sering kita mendengar bahwa istilah pemukiman diakhiri dengan istilah "Kumuh", apakah setiap pemukiman dapat dikatakan kumuh? tentu tidak, pemukiman kumuh merupakan Hunian yang berdiri diatas tanah yang bukan hak milik, kondisi bangunan padat, kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah, dan fasilitas pendukung kehidupan sangat rendah. pemukiman kumuh biasanya berada di sepanjang pinggiran sungai, bantaran rel kereta api dan tengah kota pusat pabrik.
salah satunya pemukiman kumuh yang berada di daerah Jatayu Kec. Cicendo, karakteristik bangunan dan lingkungannya menggambarkan bahwa pemukiman yangb berdiri di pinggiran bantaran rel kreta api tersebut termasuk "kumuh". lalu apa yang menjadi karakteristik pemukiman kumuh di daerah tersebut?..(lihat video)

                                         


Waktu  : 22 November 2012
Lokasi : Jatayu Kecamatan Cicendo
_________________________________________________________
Ada pun foto yang berhubungan dengan penayangan diatas, adalah, sbb :



Tema                    : Antroposfer
Judul                    : Kondisi Bangunan Pemukiman Kumuh
Tempat                 : Jatayu Kecamatan Cicendo
Pengambilan         : 22 September 2012/ 14.00 WIB      
Deskripsi              :
Potret diatas memperlihatkan anak-anak yang sedang bermain dir el kreta api. Kurangnya Ketersediaan araeal bermain bagi anak-anak membuat mereka menjadikan rel kreta api sebagai tempat bermain tanpa menghiraukan keselamatan yang bisa saja kreta api membuat mereka dalam bahaya. Namun mereka masih bisa tersenyum bahagia karena mereka masih bisa bermain dengan teman sebayanya.


Tema                    : Antroposfer
Judul                    : Kondisi Bangunan Pemukiman Kumuh
Tempat                 : Jatayu Kecamatan Cicendo
Pengambilan         : 22 September 2012/ 13.49 WIB      
Deskripsi              :
Foto ini merupakan potret mengenai kondisi bangunan pemukiman kumuh yang berada di sepanjang bantaran rel kreta api. Terlihat bahwa bangunan tersebut jauh dari kelayakan, bangunan padat, terbuat dari bahan bekas dan ketersediaan fasilitas umum tidak memadai. 


Tema                    : Antroposfer
Judul                    : Kondisi Bangunan Pemukiman Kumuh
Tempat                 : Jatayu Kecamatan Cicendo
Pengambilan         : 22 September 2012/ 13.52 WIB      
Deskripsi              :
Salah satu matapencaharian (pekerjaan) penduduk yang ada di pemukiman kumuh yaitu sebagai pemulung. Potret diatas memperlihatkan bahwa pendapatan mereka sangat minim hanya tergantung dengan mengais barang-barang bekas (plastic, kertas dll) untuk dijual.

Flora & Fauna Khas Hutan Hujan Tropis

Oleh Dine Rizky Pratiwi (1002991) , Pendidikan Geografi UPI 2010 A


Relefansi : Foto ini merupakan salah satu Media Pembelajaran Geografi dalam mata pelajaran Biosfer
Deskripsi : Foto ini merupakan salah satu spesies katak serasah (Leptobrachium hasseltii) yang berada di sekitar hutan hujan tropis. Katak ini merupakan katak yang memiliki kulit punggung halus dan biasa hidup/tinggal di serasah serasah pohon.


Releansi : Foto ini merupakan salah satu Media Pembelajaran Geografi dalam mata pelajaran Biosfer
Deskripsi : Foto ini merupakan bunga dari tanaman puspa yang sangat indah yang berada di sekitar hutan hujan tropis


Relefansi : Foto ini merupakan salah satu Media Pembelajaran Geografi dalam mata pelajaran Biosfer
Deskripsi : Foto ini merupakan bunga dari tanaman Ki Sireum yaang berada di sekitar hutan hujan tropis